Rabu, 06 Januari 2021

KOLAM RENANG SAKURA ASRI BANGIL

 6 JANUARI 2021

Tidak terasa sudah lebih dari 1 tahun 1 bulan 6 hari aku sudah berenang di kolam renang  SAKURA ASRI.

yang berlokasi di Jl. Raya Pandaan - Bangil No.KM.1, Pogar, Sidowayah, Kec. Beji, Pasuruan, Jawa Timur 67153. dengan tiket masuk sebesar 15.000 per orang dan parkir motor 3.000 jadi total 18.000 per sekali renang. Aku renang 1 minggu 2 kali berarti dalam satu minggu menghabiskan Rp 36.000 

Dalam satu bulan habis Rp. 144.000, dalam satu tahun total Rp. 1.728.000 anjayyyyy. ga kerasa leh...

berikut foto foto ku di sakura , sementara foto ini aja.. nati aku update foto terbaru





 



Senin, 01 Agustus 2016

13 Ilustrasi gaya hidup modern yang menohok kehidupan kita

Brilio.net - Gaya hidup modern memang memiliki sisi positif dan negatif yang harus disikapi dengan bijak. Tanpa filter yang baik, gaya hidup di era modern ini justru akan menciptakan kerusakan dan keburukan di mana-mana.

Gunduz Agayev lulusan Azerbaijan State Painters' Academy mengkiritisi melalui karya-karyanya yang mengagumkan. Berikut brilio.net rangkum, 13 ilustrasi karya seniman Gunduz Agayev tentang kian moderennya gaya hidup manusia yang bila tak disikapi dengan bijak akan membawa pada sisi kelam yang benar-benar buruk:


1. Pasar modern semakin membunuh orang miskin dan membuat kaya orang kaya.


2. Perang sama saja dengan menghasilkan generasi yang cacat.

3. Seorang politikus memiliki banyak muka yang bisa dipakai sesuai keperluan.

4. Para imigran terombang-ambing seperti di planet lain karena tak ada yang
 menampung.

5. Akan selalu ada korban setiap satu senjata diciptakan.

6. Peraturan antar negara seperti Visa menjadi penghalang utama penyelamatan 
manusia.

7. Setiap orang berebut wilayah dan kekuasaan bahkan di planet sekalipun.    

8. Penuh makna.

9. Negara Facebook yang bisa menghakimi siapa saja.    

10. Dengan dalih agama bertindak kekerasan 

11. Protes rakyat tertindas hanya menjadi tontonan asik banyak orang. 

12. Apapun agamanya akan berbahaya jika tidak mempelajarinya secara mendalam.

13. Terlihat damai dan mesra padahal ada dengki dan benci di dalamnya.  

sumber : Brilio
 

Jumat, 29 Juli 2016

6 Foto kegiatan Anies Baswedan setelah tak jadi menteri, penuh haru!

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Anies Baswedan dari jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada Rabu (27/7) lalu. Anies merupakan satu dari tujuh menteri Kabinet Kerja lainnya yang di-reshuffle oleh Jokowi.

Pencopotan Anies ini otomatis mengundang berbagai reaksi dari para netizen. Mayoritas mempertanyakan, kenapa mesti Anies yang dicopot? Namun bagi Anies, pencopotan ini nampaknya menjadi berkah tersendiri baginya.

Sehari setelah pencopotan, atau tepatnya pada Kamis (28/7), Anies terlihat banyak menghabiskan waktunya dengan keluarga tercinta. Ini terbukti dari beberapa foto yang beredar di lama Facebook pada Kamis malam. Salah satunya adalah yang dibagikan oleh netizen bernama Kelly Atan.

Dari foto yang diunggah, tampak Anies sangat akrab bermain dengan putra putrinya. Berikut 12 fotonya yang brilio.net kumpulkan dari akun Facebook Kelly Atan, Jumat (29/7):


1. Sehari setelah tak menjabat, Anies banyak mengisi waktu luangnya bersama keluarga. Terlihat ia sedang membuat perahu kertas bersama putranya Kaisar Hakam.

 2. Bercengkerama bersama putrinya Mutiara Annisa.
 3. Makan ditemani sang istri, Fery Farhati di rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
 4. Anies Baswedan juga menyempatkan diri melihat-lihat burung di Pasar Barito, Jakarta Selatan.
 5. Anies juga melihat-lihat hamster bersama putranya di Pasar Barito.
 6. Lebih dekat dan akrab dengan sang putra tercinta.

sumber : Brillio

Kamis, 14 Juli 2016

Cinta Ayah Tak Nampak




Dia lelaki hebat di hatiku kini. Karena aku baru tahu bagaimana sesungguhnya cinta kasih ayah kepadaku selama ini. Ibuku memang jembatan kuat untuk jalan mulus cinta kasihnya untukku.
         Hatiku sangat sedih jika mendengar suara mendesah, sesaknya dada ayah yang sepertinya menyakitkannya.
       Seperti malam itu, saat aku terlihat sedih, ibu lirih berkata, “Tahukah, betapa besar cinta ayah padamu, jangan sedih, dia takka akan pergi meninggalkanmu. Dia laki-laki, dan kamu anak perempuannya, dia tidak akan  rela melepaskanmu.”
         Aku diam saja, namun bingung mendengarkan kalimat ibu yang tidak biasanya itu.
        “Ada apa dengan ayah?” Batinku bertanya, lalu aku menatap ibu.
“Ayah lelaki, pantang baginya menagis.”
“Apa maksud ibu?” tannyaku  makin heran malam itu.
“Saat kamu pergi kuliah ke jakarta dulu, sebenarnya hati ayah yang paling patah hati. Rapuh sekali, beda jauh dengan ibu Vin.” 
          Aku terdiam, mulai tahu arah bicara ibu.
        “Tahukah kamu?Saat kita berpelukan, menangis ayah malah menjauh dan matanya menatap liukan panjang kereta. Padahal dia menghibur diri. Mengalihkan hatinya agar tak hanyut dan nampak sedihnya.”
        “Oh ya?”
       “Tahukah Vin?yang menyuruh ibu telepon kamu setiap hari dengan segala kecerewetannya adalah ayah.”
        “Kok gitu?Kenapa ayah nggak mau menelponku langsung?”
        “Karena ayah nggak bisa basa-basi, to the point takut salah ucap malah bahaya katanya. Dia tak ingin ada masalah denganmu.”
         “Oh begitukah bu?”
        Aku jadi mulai tahu perasaan ayah dibalik diamnya selama ini, jarang bicara lama denganku.
“Saat tahu kamu lulus kuliah, air matanya meleleh, namun segera di a menghapusnya agar ibu tidak tahu lalu mengejeknya.”
“Sampai seperti itukah?”
“Ya dia, ternyata sangat rapuh hatinya. Lalu saat kamu wisuda..!!”
“Ayah bangga bu? Dan bulang apa bu?”
        “Dia cantik dan jadi sarjana, aku bahagia bu, katanya sambil mengambil sapu tangan dari saku celananya, dia mengusap buru-buru air matanya.”
          Degh!
       Hatiku terasa sakit ketika tahu betapa sungguh cinta ayah padaku yang selama ini menganggapnya terlalu jaim, angkuh dan tidak mau dekat denganku,
           Lalu aku jadi teringat saat lulusan SD, aku minta dibelikan sepatu baru, karena yang lama telah mulai sesak.
          Ibu dengan sedih bilang ayah belum punya uang. Aku sangat kecewa, marah pada ayah ibu.
Tetapi, sore itu ayah pulang membawa sepatu baru tepat dengan ukuran yang kuminta. Aku sangat girang, namun ibu menjadi sangat heran, dan bertanya dengan nada bingung.
          “Lho, dari mana dapat uang buat beli sepatu?”
          “Ada lah, sudahlah bu, ndak usah dibahas.”
          “Tapi kan ayah sakit, katanya mau ke dokter sehabis ngantor?”
          “iya.”
          “Terus?”
          “Ya nggak papa.” 
          “Nggak papa gimana?”
          “Oh, ibu tahu, pasti ayah nggak jadi berobat kan?”
          “Nggak papa, sudahlah.”
         “Jangan gitu yah, jaga kesehatan, sepatu Vina masih bisa kok kapan-kapan, kesehatan jauh lebih penting.”
         “Santai saja, Tolong bikin air putih hangat dengan  madu saja,”kata ayah/
           Ayah sore itu telah mengorbankan kesehatannya demi menyenangkan hatiku, tak mau aku sedih dan marah lagi padanya, betapa jahatnya aku!”
           “Lalu apa lagi yang ayah katakan tentangku bu?”Aku mengejar tanya ke ibu karena aku makin penasaran dengan hati ayah sesungguhnya padaku.
            “Dulu saat kamu mau dilamar Prabu, ayah setiap malam sholat untuk mohon petunjuk dan lindungannya untukmu, anak perempuan satu-satunya yang  akan dilepaskannya. Ibu dengar tangisannya, terisak meminta cintanya untukmu.”
            Aku tak kuat mendengar kalimat ibu, aku meneteskan air mata, lalu segera masuk kedalam  kamar, menemui ayah ang terbaring lemah, namun memaksakkan senyumnya untukku.
            “Ayah, maafkan Vina ya.”
            “Ada apa?” suara ayah sangat lirih membuatku makin menangis.
“Vina baru sadar cinta ayah yang begitu besar.”
“oh, terima kasih vin.”
           Tangan kanan ayah mengelus kepalaku, aku memeluknya erat dan merasakan kehangatan dadanya dengan hembusan napas terasa sesak. Segera aku melepasnya.
       “Ayah besok harus ke dokter ya, Vina nggak mau ayah sakit. Tolong yah, dulu ayah menahan sakit hanya demi sepatu Vina..”
           Aku kembali terisak, lalu tangan ayah mengusap air mataku dengan lembut.
          “Ayah tak ingin menyusahkanmmu.”
          “Ayah tolong Vina..”
         “Ayah sudah bahagia melihatmu bahagia denga keuarga kecilmu, karirmu juga bagus. Bagi ayah itulah kebahagiaan sejati seorang ayah, bisa melihat anaknya sukses.”
        Aku malam itu tak bisa memaksa ayah ke rumah sakit. Aku gagal membujuknya untuk menuruti kemauanku.
          Tanpa ku sang ka
          Tak sedikitpun ku kira.
Ayah tersenyum kecil menatapku saat sekian detik mau meninggalkanku, dan aku tak begitu menyadarinya.
         Dengan kesedihan yang mendalam, malam penuh kenangan itu, menyisakan sesak di dada.
Aku harus merelakan kepergian ayah untuk selamanya.
        Ayah meninggal dalam pelukanku setelah aku mengetahui betapa besar cinta kasih kepadaku, anak perempuannya yang keras kepala.
           Cinta Ayah tak akan nampak kasat mata, namun hati kita bisa merasakannya satu saat, memang cintanya terasa hebat!
          Maafkan aku ayah!
         Doaku setiap malam selalu yang terbaik untukmu, engkau layak mendapatkan surga-Nya, amin!


Sumber : Ayah Pemilik Cinta yang Terlupakan 2
              Zettu

Minggu, 03 Juli 2016

Jenis-jenis Bukber

Buka bersama atau lebih sering kita sebut sebagai bukber merupakan salah satu fenomena yang muncul ketika bulan puasa. Momen buka puasa  bersama memang lebih menyenangkan dirayakan dan menjadikan sebuah tradisi baru di republik ini.
 
Bukber bisa dilakukan dengan siapa saja dan di mana saja. Bisa di rumah  di tempat makan seperti warung, restoran, lesehan. Bisa dilakukan bersama keluarga, tetangga sebelah, teman senasib di kosan, teman sekantor,teman masa sekolah ataupun teman  alumni, pasangan hidup atau yang baru jadian #ciee  dan tidak menutup kemungkinan juga bisa sama mantan #eh. Ya, setidaknya lebih dari satu orang bisa dikatakan bukber, kan?

Fenomena Bukber sendiri secara tidak sengaja dapat memakmurkan pihak tempat makan. Berdasarkan pengamatan pribadi. Pada saat hari hari biasa sebuah warung makan biasanya menerima pengunjung yang sedang saja. 
Namun saat ramadhan dan berlangsungnya bukber pengunjung bisa membeludak baik pengunjung dari dalam maupun luar kota, sampai-sampai kebagian tempat parkir pun tidak.

Inilah salah satu berkah yang dijanjikan oleh allah. Dan berkah tersebut tidak bisa di duga duga. Padahal logikanya saat bulan puasa warung warung hanya buka setengah hari. Karena di pagi sampai sore warung makan harus tutup untuk menghormati orang yang berpuasa. Namun allah menggantikan semua rezzeki umatnya pada waktu yang berbeda mengembalikan berkali kali lipat tentunya.
Ada berbagai cara dalam menghadapi bukber. Ada yang direncanakan sampai membuat susunan acara  ada juga yang serba dadakan yang penting intinya makan bareng. Berikut adalah tipe-tipe bukber yang nyata ada.


Rencana BUKBER

Ga mau kehilangan momen, kehabisan tempat dan acaranya hanya sia-sia. Golongan bukber ini akan merencanakan semuanya  jauh-jauh hari. Bahkan sebelum bulan puasa tiba. Dari booking tempat makan, makanan yang disajikan sampai acara yang kelak akan diadakan. Bagi golongan ini , rencana adalah modal keberhasilan bukber yang sempurna.

Wacana Saja

Tipe wacana biasanya hanya ngomongin rencana bukber mulu tapi ga kejadian juga bisanya dikarenakan kurang sependapat dalam menentukan acara maupun pada sibuk semua orang orang yang mau diajak
Contohwacana bukber  mainstreamnya
 
A: Bukber yuk?
B: Ayo..setuju..
C: harus dong..
D: Asiiikkkk ketemu juga ..
E: Iya, udah lama ya..
F: Di mana nih?
.....
.....
(kemudian lebaran)
Sama-sama menyukai rencana, tapi sayang berakhir wacana. Puasa sudah usai, namun bukber masih saja jadi pembicaraan yang misteri. Menyisakan chat-chat yang hanya ramai diawalnya, dan kemudian sunyi senyap seperti tak berpenghuni. Sampai ketemu Puasa berikutnya. #gituajaterus.


Bukber Dadakan

Biasanya dikarenakan ada traumatik sering bikin rencana bukber yang komplit namun gagal. Jadi mending bikin dadakan aja.. yang penting Bukber..wezzz..urusan yang dateng sama lokasi kurang sesuai nomor 2 seng penting kumpul...

Bukber Paket Hemat

Biasanya nih sering dilakuin sama bocah bocah yang suka gratisan. Yang penting ngumpul. Daripada bukber ke warung makan .bocah bocah lebih memilih masjid yang nyediain makanan untuk berbuka. Selain tempatnya yang lebih berkah. Sambil menunggu waktu berbuka bisanya dilakukan tadarus bersama. Biar lebih berfaedah waktunya..kalau ane sendiri paling suka tipe yang ini walaupun udah jadi anak kuliahan ane tetep sering ke masjid buat bukber. Bukannya gimana di masjid lebih adem hawanya trus bisa ngaji, ndengerin ceramah..dari pada di warung biasanya kita ngobrol ngalur ngidul ga tahu jalan kiamatnya..wwkwk.

Bukber H-Lebaran

Biasanya dilakukan saat teman teman atau kerabat belum memiliki waktu luang karena urusan masing masing. Dan baru bisa free pas menjelang hari lebaran. Atau juga mungkin teman teman atau kerabat dari jauh sehingga menuggu pas waktu dia pulang kampung menjelang lebaran baru ngadain buknber.


Sisi baiknya, bukber adalah cara asyik bersilaturahmi saat bulan puasa. Kangen dapet, kenyang iya

Namun ada sisi yang harus diperaiki dari fenomena ini. Karena sekarang zaman digital terkadang momen bukber dilaksanakan hanya sebagai esensi eksistensi diri. Dengan cara memfoto dan memfosting kegiatan berbuka di media sosial hingga lupa berdoa. 

Bukber juga tidak harus diadakan dengan makan makanan yang terlalu mewah hingga mengeluarkan uang sebegitu banyaknya.. karena islam mengajarkan kita untuk tidak berlebihan.
Dan masih banyak saudara2 kita yang bahkan untuk makan buka puasa saja juga susah. Alangkah eloknya apabila kita juga bisa ngadain acara bukber bersama orang orang yang membutuhkan.

Dan yang terpenting juga kalau udah adzan segera berbuka, sebelum makan juga membaca bismillah bukan berfoto riah. Dan selama makan juga khidmat, sesudah makan baca hamdallah.
Habis itu segeralah untuk sholat maghrib berjamaah. Sesudah sholat maghrib berjamaah. Berbicang bincang lah dengan kawan kalian hingga lelah. Tapi jangan lupa kalau udah tarawai segera bubar yah...



sumber : kompasiana
Edite by ME

tes

halo ini cuman test

Jumat, 01 Juli 2016

Yuk I'tikaf..

selamat pagi para mahasiswa dan masyarakat umum lainnya hari ini kalau tidak salah adalah hari ke 28 dalam menjalani puasa bulan ramadhan pada kesempatan kali ini admin pengen ngeshare salah satu kegiatan yang tidak boleh dilewatkan oleh kalian semua di malam sepuluh hari terakir bulan ramadhan.

kan sayang banget kalo malam malam tersebut kita lewati dengan aktivitas yang kurang bermanfaat...apalagisekarang lagi musimnya nobar nonton euro.. santai aja kawan kalau nonton bola kan ada ulangannya..kalau malam lailatul qodar tentu tidak..karena siapa yang menjamin kalau ramadhan di tahun berikutnya kita masih diberi kesehatan sama allah SWT.

eits bukan bermaksud untuk menakut nakiti.. hanya berusaha saling erbagi..semoga tautan kali ini bisa menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua

Sepuluh  malam terakhir bulan Ramadhan adalah hari yang sangat istimewa.
Hari yang pertama terjadi pada malam menjelang hari ke 21 Ramadhan. Dengan kata lain, malam itu dimulai setelah selesainya 20 hari puasa.

Terkadang hanya ada sembilan malam, setiap kali bulan Ramadan hanya berlangsung selama 29 hari. Namun demikian, secara tradisional kita menyebutnya sebagai “sepuluh malam terakhir”.
Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan sangat istimewa. Ini adalah malam yang Nabi Muhammad (SAW) menghabiskan dalam ibadah. Di antaranya adalah malam Lailatul-Qadr, malam yang lebih mulia daripada seribu bulan.

Nabi Muhammad (SAW) menggunakan masing-masing hari untuk memperkuat ibadah beliau. Dia mengerahkan segala yang ada dalam dirinya untuk ibadah selama sepuluh malam itu melebihi malam-malam yang lain.

Aisyah memberitahu kita: “Selama sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi (SAW) akan memperketat ikat pinggang dan menghabiskan malam dalam ibadah. Dia juga membangunkan keluarganya..” (Al Bukhari)

.
Timbul pertanyaan mengapa demikian? Mengapa Nabi SAW mendorong umatnya untuk melipatgandakan ibadah dalam waktu tersebut? Jawabnya singkat, karena pada malam-malam bulan Ramadhan tersebut, terutama pada malam-malam yang ganjil terdapat malam Lailatul qadar, malam kemuliaan yang sangat istimewa yang semua orang berlomba memburunya, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagai bonus hadiah Tuhan bagi orang yang ikhlas mengabdi kepada-Nya.

Lailatul qadar ibarat benda elok yang sangat indah namun langka, tak heran jika tak mudah meraihnya, karena mahal harga belinya. Malam kemuliaan tersebut hanya dapat dibeli dengan pengorbanan jiwa raga, dengan amalan-amalan ibadah yang telah dituntun oleh Agama sepertimelakukan qiyamullail, berpuasa sesuai tuntunan, tilawah dan tadarus Al-Quran dengan tadabbur, berdoa, zikir, memperbanyak istighfar, muhasabah diri, perbanyak sedekah serta amalan ma’ruf lainnya untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat pada umumnya.

Lailatul qadar dirahasiakan, jelas sesuatu yang mahal dan langka tentu dirahasiakan dan tidak diobral, agar umat semangat berlomba memburunya, dan agar ibadat tidak hanya dilakukan pada waktu tertentu saja, namun pengabdian haruslah langgeng terus dilakukan semasih hayat masih kandung badan.
 
masyarakat pada umumnya biasanya berbondong bondong memanfaatkan malam tersebut dengan beri`tikaf di masji ataupun musholla musholla. mulai dari sholat malam, dzikir, maupun tadarus al quran.  



I’tikaf

Hakikatnya, I’tikaf adalah memisahkan diri untuk sementara waktu dari hiru biru kemelut kehidupan beragam di tengah masyarakat dan membenamkan diri dalam kehidupan beragama yang focus, dan dilakukan dengan berdiam diri di Masjid. Intinya adalah konsentrasi meningkatkan ketaqwaan.
Makna I’tikaf secara syariat adalah :
mendiami Masjid dan menetap di dalamnya dengan niat bertaqorrub kepada Alloh Ta’ala.

Disyariatkannya I’tikaf :
Para ulama bersepakat akan pensyariatannya. ”Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dulu pernah beri’tikaf pada sepuluh akhir bulan Ramadhan sampai Alloh Azza wa Jalla mewafatkan beliau. Kemudian isteri-isteri beliau beri’tikaf setelah wafatnya beliau.”

Fadhilah ( keutamaan ) I’tikaf :
Abu Daud pernah bertanya kepada Imam Ahmad: Tahukan anda hadits yang menunjukkan keutamaan I’tikaf? Ahmad menjawab : tidak kecuali hadits lemah. Namun demikian tidaklah mengurangi nilai ibadah I’tikaf itu sendiri sebagai taqorrub kepada Allah SWT. Dan cukuplah keuatamaanya bahwa Rasulullah SAW, para shahabat, para istri Rasulullah SAW dan para ulama’ salafus sholeh senantiasa melakukan ibadah ini.

Macam-macam i’tikaf :

a. I’tikaf yang wajib : yaitu apabila seseorang mewajibkan atas dirinya untuk melakukannya dengan sebab nadzar.
b. I’tikaf yang sunnah : yaitu apabila seorang muslim melaksanakannya dengan maksud mendekatkan diri kepada Alloh dan meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Ditekankan pelaksanannya pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan.

Waktu i’tikaf :
”Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam apabila bermaksud untuk melaksanakan i’tikaf, beliau sholat fajar lalu memasuki tempat i’tikaf beliau.” (muttafaq ’alaihi) [Yaitu pada pagi hari kesepuluh bulan Ramadhan]. ”Nabi pernah beri’tikaf pada sepuluh hari dibulan Syawwal.” (muttafaq ’alayhi).

Syarat mu’takif (orang yang beri’tikaf) :
Dia haruslah seorang yang mumayyiz (berakal sehat dan baligh) dan suci dari janabat, haidh dan nifas.

Rukun I’tikaf :

Menetap di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Alloh Ta’ala. Disini ada dua pendapat ulama tentang masjid tempat i’tikaf . Sebagian ulama membolehkan i’tikaf disetiap masjid yang dipakai shalat berjama’ah lima waktu. Hal itu dalam rangka menghindari seringnya keluar masjid dan untuk menjaga pelaksanaan shalat jama’ah setiap waktu. Ulama lain mensyaratkan agar i’tikaf itu dilaksanakan di masjid yang dipakai buat shalat jum’at, sehingga orang yang i’tikaf tidak perlu meninggalkan tempat i’tikafnya menuju masjid lain untuk shalat jum’at. Pendapat ini dikuatkan oleh para ulama Syafi’iyah bahwa yang afdhol yaitu i’tikaf di masjid jami’, karena Rasulullah SAW i’tikaf di masjid jami’. Lebih afdhol di tiga masjid; masjid al-Haram, masjij Nabawi, dan masjid Aqsho.

Awal dan akhir I’tikaf :

Khusus i’tikaf Ramadhan waktunya dimulai sebelum terbenam matahari malam ke 21. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: ” Barangsiapa yang ingin i’tikaf dengan ku, hendaklah ia beri’tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan (HR. Bukhori). 10 (sepuluh) disini adalah jumlah malam, sedangkan malam pertama dari sepuluh itu adalah malam ke 21 atau 20. Adapun waktu keluarnya atau berakhirnya, kalau i’tikaf dilakukan 10 malam terakhir, yaitu setelah terbenam matahari, hari terakhir bulan Ramadhan. Akan tetapi beberapa kalangan ulama mengatakan yang lebih mustahab (disenangi) adalah menuggu sampai shalat ied.
Yang dibolehkan bagi orang yang beri’tikaf :
a. Keluar dari tempat i’tikaf-nya untuk mengantarkan keluarganya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW terhadap istrinya Shofiyah ra. (HR. Riwayat Bukhori Muslim)
b. Menyisir rambut, mencukur rambut, menggunting kuku, membersihkan badan (mandi), berparfum dan menggunakan pakaian yang bagus.
c. Keluar dari masjid untuk menunaikan hajat yang mendesak, seperti buang air besar dan kecil, makan dan minum apabila tidak ada yang mengantarkan makanannya.
d. Bagi seorang yang beri’tikaf, ia haruslah makan, minum dan tidur di Masjid dengan tetap harus menjaga kebersihannya.

Etika di dalam I’tikaf :

Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha beliau berkata : ”Tuntunan di dalam i’tikaf yaitu tidak keluar kecuali untuk menunaikan hajat yang mendesak, tidak mengunjungi orang sakit, tidak menyentuh dan berkumpul (jima’) dengan isterinya, dan tidak ada i’tikaf kecuali di Masjid Jama’ah. Juga merupakan tuntunan adalah bagi orang yang beri’tikaf tetap harus berpuasa.” (Shahih, HR al-Baihaqi).

Yang membatalkan i’tikaf :

– Jima’ (bersetubuh dengan istri) (QS. 2: 187). Akan tetapi memegang tanpa syahwat, tidak apa-apa sebagaimana yang dilakukan Nabi dengan istri-istrinya
– Keluar dari masjid tanpa ada keperluan secara sengaja.
– Hilangnya ingatan karena gila atau mabuk
– Mengalami haidh dan nifas
– Pergi shalat jum’at ( bagi mereka yang membolehkan i’tikaf di mushalla yang tidak dipakai shalat jum’at)

Yang disunnahkah bagi mu’takif :

Memperbanyak ibadah-ibadah nafilah seperti sholat, membaca Al-Qur`an, berdzikir dan membaca buku-buku agama. Termasuk juga didalamnya pengajian, ceramah, ta’lim, diskusi ilmiah, tela’ah buku tafsir, hadits, siroh dan sebagainya. Namun demikian yang menjadi prioritas utama adalah ibadah-ibadah mahdhah. Bahkan sebagian ulama meninggalkan segala aktifitas ilmiah lainnya dan berkonsentrasi penuh pada ibadah-ibadah mahdhah.
Yang dibenci bagi mu’takif :
Menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat baik berupa perkataan maupun perbuatan, dan menahan diri dari berbicara dengan anggapan hal ini sebagai pendekatan diri kepada Alloh. [Lihat Fiqhus Sunnah].

I’tikaf bagi Muslimah :

I’tkaf disunnahkan bagi wanita sebagaimana disunnahkan bagi pria. Selain syarat-syarat yang disebutkan tadi, i’tikaf bagi kaum wanita harus memenuhi syarat-syarat antara lain Mendapat izin (ridlo) suami atau orang tua. Hal itu disebabkan karena ketinggian hak suami bagi istri yang wajib ditaati, dan juga dalam rangka menghindari fitnah yang mungkin terjadi.

Tempat i’tikaf wanita agar memenuhi kriteria syari’at : Kita telah mengetahui bahwa salah satu rukun atau syarat i’tikaf adalah masjid. Untuk kaum wanita, ulama sedikit berbeda pendapat tentang masjid yang dapat dipakai wanita beri’tikaf. Tetapi yang lebih afdhol  “wallahu ‘alam” ialah tempat shalat di rumahnya. Oleh karena bagi wanita tempat shalat dirumahnya lebih afdhol dari masjid wilayahnya. Dan masjid di wilayahnya lebih afdhol dari masjid raya. Selain itu lebih seiring dengan tujuan umum syari’at Islamiyah, untuk menghindarkan wanita semaksimal mungkin dari tempat keramaian kaum pria, seperti tempat ibadah di masjid. Itulah sebabnya wanita tidak diwajibkan shalat jum’at dan shalat jama’ah di masjid. Dan seandainya ke masjid ia harus berada di belakang. Kalau demikian, maka i’tikaf yang justru membutuhkan waktu lama di masjid , seperti tidur, makan, minum, dan sebagainya lebih dipertimbangkan. Ini tidak berarti i’tikaf bagi wanita tidak diperboleh di masjid. Wanita bisa saja i’tikaf di masjid dan bahkan lebih afdhol apabila masjid tersebut menempel dengan rumahnya, jama’ahnya hanya wanita, terdapat tempat buang air dan kamar mandi khusus dan sebagainya.

Pada bulan Ramadhan yang penuh berkah mari kita kunjungi Masjid untuk beri’tikaf. Meluangkan sedikit waktu dalam hidup kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Khaliq. Memuji kebesaran-Nya dan merenungi ke mahakuasaan-Nya. Memohon ampunan atas segala aktivitas kita yang telah banyak melalaikan sebagian seruan-seruan-Nya. Berdo’a agar umat Islam di manapun berada diberi kesabaran, ketabahan, serta kekuatan dalam memecahkan segala permasalahan hidupnya yang sangat kompleks.

I’tikaf pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja dan dalam waktu berapa lama yang disediakan. Imam Syafi’i menyebutkan bahwa i’tikaf sudah tercapai dengan cara berdiam di Masjid beberapa saat dengan niat yang suci dan tulus ikhlas karena Allah SWT.

Di dalam peri hidup Rasulullah SAW. diceritakan bahwa baginda Rasulullah SAW selalu melakukan i’tikaf pada sepuluh hari dan malam terakhir bulan Ramadhan. Ketika itu baginda Rasulullah SAW memperbanyak membaca Alquran, serta berdo’a kepada Allah SWT.

Anjuran i’tikaf di malam-malam akhir Ramadhan ini berkaitan erat dengan datangnya Lailatul Qadar yaitu malam kemuliaan, karena beribadah pada malam itu dinilai lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah SAW bersabda: “Carilah (malam qadar) itu pada sepuluh akhir dari bulan Ramadhan” (HR. Ahmad dan Bukhari)

Malam Qadar itu wajar saja di tunggu-tunggu oleh setiap muslim yang mendambakan kebaikan dan kebahagiaan dalam hidup di dunia dan akhirat. Namun perlu diingat bahwa Lailatul qadar hanya akan datang mengunjungi seseorang pada tingkat kesucian akhlak dan spritualitas yang terjaga baik.

Hikmah dibalik dianjurkannya ummat Islam ber-i’tikaf di bulan Ramadhan. Luar biasa ! I’tikaf adalah saat dimana ummat Islam benar-benar merasakan nilai persaudaraan. Melihat saudara-saudaranya datang dari segala penjuru (biasanya terjadi di Masjid-masjid Besar), dengan berbagai macam karakteristiknya. Perbedaan khilafiyah tidak menjadikan alasan mereka untuk tidak bersatu. Semua merasakan larut dalam nuansa taqarrub kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tentu keutamaan yang paling utama adalah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menurunkan malam Laylatul Qadr pada salah satu di antara sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana firman-Nya :
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44]: 3-4)

Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadar. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar [97]: 1)

Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya, “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar [97] : 3-5)

Di lihat dari waktu datangnya lailatul qadar itu bukan di awal, melainkan di akhir Ramadhan. Didapat pelajaran besar bagi umat Islam bahwa menjelang berakhirnya puasa Ramadhan, tentu umat akan mencapai tingkat kematangan dan kesempurnaan jiwa, melalui ibadah puasa yang telah dilakukan. Umat muslim memiliki kesiapan mental untuk menerima kehadiran malam kemuliaan yang agung itu.

Dari sisi tempat penyambutannya adalah di Masjid dengan melakukan i’tikaf sebagai kegiatan ibadah menyambut datangnya lailatul qadar itu. Masjid adalah tempat suci yang diungkap dengan sebutan Bait Allah (rumah Allah) sebagai tempat dilakukan berbagai kebajikan. Masjid adalah tempat melepaskan diri dari berbagai hiruk-pikuk kehidupan dunia yang menyesakkan, dan meraih pencerahan iman dan rohani umat muslimin.
Sesungguhnya ibadah puasa dengan i’tikaf yang intensif pada sepuluh hari terakhir Ramadhan akan dapat mengantar umat Islam meraih lailatul qadar itu. Makna terkandung dalam lailatul qadar adalah perubahan hidup dari kegelapan menuju kehidupan yang terang-benderang di bawah petunjuk hidayah Allah SWT.

Melaksanakan i’tikaf adalah suatu ibadah sangat terpuji. Rasulullah SAW. bersabda: “Siapa yang beri’tikaf sehari demi mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala semata, maka Allah benkenan membuat antara dia dan api (neraka) tiga buah parit, tiap parit lebih jauh dari masyriq dan maghrib” (HR. Thabrani).

Melihat kesungguhan Rasulullah Shalallahu  ‘Alayhi Wa Sallam, jelas sangat kontradiktif dengan kondisi ummat muslim saat ini. Menjelang hari Raya ‘Idul Fitri, sungguh keramaian malah terjadi di Departement Store, pusat-pusat perbelanjaan. Para ibu sibuk memikirkan ‘suguhan‘ di hari Raya. Padahal dari kedua buah hadits testimoni ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha di atas, sangat jelas: Rasulullah Shalallahu  ‘Alayhi Wa Sallam semakin sibuk dengan aktifitas ibadahnya. Tilawatil (membaca) Qur’an, Shalat, Dzikr, Sedekah, Taqarrub dan bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Larut dalam nuansa ketenangan dan kesungguhan.

Merugilah kita yang luput dari peningkatan ibadah pada hari-hari sepuluh terakhir ini. Kebahagiaan mukmin sebenarnya bukan hanya karena akan mendapatkan bonus pahala lailatul qadar dan sejenisnya, namun kebahagiaan mukmin adalah saat dirinya mengabdi, mohon ampun, berserah dan tunduk kepada pencipta-Nya, karena itulah nikmat besar yang tiada taranya!

Sumber : muslimdaily.net